Sajian Belut Unik Di Warung Belut Bu Nasimah

Entertainment / 10 December 2009

Kalangan Sendiri

Sajian Belut Unik Di Warung Belut Bu Nasimah

Lestari99 Official Writer
8093

Warung Belut Bu Nasimah ini memang sedikit unik karena di warung tersebut tidak dipasang spanduk, neon box atau papan sederhana sekalipun, hanya sebuah pohon beringin tua yang akarnya menjuntai sebagai penanda letak warung ini. Sehingga secara eksplisit para pengunjungnya pun menyebutnya dengan nama Warung Belut Bu Nasimah. Warung ini sendiri terletak di Jalan Menoreh Raya No. 10, Sampangan, Semarang.

Meskipun tidak berlabel, namun warung belut ini cukup dikenal di kalangan pecinta kuliner Semarang. Kekuatan informasinya hanya dari mulut ke mulut dan lambat laun para pelanggannya pun mengenal warung ini meskipun tak sedikit dari para pelanggannya yang sampai saat ini belum ‘ngeh' dengan nama warung yang menjadi tempat persinggahan makan favorit mereka.

Belut sendiri dikenal sebagai hewan berkulit licin yang menggelikan bagi sebagian orang. Kalaupun menjadi makanan, paling hanya berupa keripik yang gurih dan renyah. Jarang ada orang yang bisa membayangkan belut diolah menjadi masakan versi lain. Tapi, di tangan Bu Nasimah, menu belut ini dimasak dengan versi mangut, yang jelas-jelas bahan utama sebenarnya adalah ikan pari. Namun masakan belut versi lain inilah yang justru menyedot para pengunjung datang ke warungnya.

Kendati mengusung nama belut, tidak semua menu yang disajikan di warung Bu Nasimah terbuat dari belut. Tapi memang tak dapat dipungkiri menu yang paling populer di warung ini adalah mangut belutnya. Bagi sebagian masyarakat, nama mangut masih terasa asing. Tapi rata-rata masyarakat di pesisir Jawa mengenalnya. Mangut adalah masakan kuah bersantan yang pedas rasanya.

Mangut belut ini oleh Bu Nasimah disajikan dalam dua versi, satu versi campur nasi, satu lagi yang nasinya dipisah. Jika Anda memilih yang campur nasi, maka tampilannya adalah nasi putih yang digenangi kuah mangut belut. Saat suapan pertama, sensasi rasanya benar-benar membuat mata melek. Pedas dan segar begitu dominan terasa. Kemungkinan cabai rawit dalam campuran bumbunya yang menjadi ‘tersangka' utama penyebab rasa pedas itu. Daging belutnya sendiri terasa begitu halus dan empuk. Ditambahkan potongan tempe, tahu atau kerupuk boleh juga menjadi jodoh mangut belut Anda.

Selain belut, cumi juga menjadi salah satu menu unggulan di warung ini. Tampilannya sendiri memang kurang menarik karena berlumuran tinta hitam, tidak seperti di tempat lain yang cenderung lebih bersih dan ‘sopan'. Tapi ternyata rasanya sungguh luar biasa. Lumuran tintanya yang sengaja tidak dibuang membuatnya terasa sangat gurih. Ukuran cuminya sendiri tidak terlalu besar, tapi karena itulah daging cuminya akan terasa empuk jika dikunyah.

Warung belut ini buka mulai dari pukul 7 pagi hingga 5 sore. Konsepnya laksana warteg, segala lauk dan sayur tersedia. Ada garang asem, kepala kakap, mangut ikan pari, lele, ayam oreng, opor ayam, bandeng, mujair, ikan mas, sayur nangka, sayur lodeh, sayur bayam, pecel, kering tempe, segala jenis oseng-oseng, mihun hingga rebung.

Warung ini akan selalu ramai dikunjungi pembeli terutama di jam-jam makan siang. Meski sudah dibuka sejak pukul 7 pagi, namun menu mangut belutnya sendiri baru tersedia pukul 11 siang. Pelanggan yang takut kehabisan menu andalan biasanya akan mem-booking dulu via telepon, Saking ramainya, dalam sehari warung ini rata-rata menghabiskan 40 kg belut.

Soal harga, dijamin sangat bersahabat. Seporsi mangut belut campur nasi hanya Rp7.000, kalau nasinya dipisah menjadi Rp10.000. Setiap hari Minggu warung ini tutup. Pelanggannya sendiri rata-rata datang dari pegawai kantoran, dosen dan mahasiswa. Jadi, jika Anda sedang lewat Semarang, janga lupa singgah di warung belut unik ini.

Sumber : agromedia
Halaman :
1

Ikuti Kami